Amanat Pembina Upacara Hari Senin, Menyikapi Kegagalan
Amanat Pembina Upacara Hari Senin, Menyikapi Kegagalan
Bangkit dari jatuh, untuk meraih kesuksesan di masa depan
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
A’udzubillah, bismillah Alhamdulillah laa haula walaa quwwata illa billah. Amma ba’dah.
Yang terhormat bapak kepala sekolah, bapak ibu guru staf dan karyawan yang saya hormati, serta anak-anak yang pak guru cintai.
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Illahi Robbi, Tuhan yang senantiasa memberikan kenikmatan kepada setiap hambaNya, terutama nikmat iman di hati, sehingga kita bisa terus merasakan nikmatnya dekat denganNya.
Sholawat salam, semoga tercurah atas baginda nabi agung muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya kelak minaddunya hattal akhiroh. Aamiin.
Anak-anak peserta upacara yang berbahagia.
Sebelum pak guru sampaikan amanat ini lebih jauh, coba pak guru ingin bertanya terlebih dahulu, siapa diantara kalian yang pernah jatuh, pernah sakit, pernah terpuruk, marah, malas, kesal dan merasa tidak bersemangat?
Tentu kita semua pernah merasakan dan mengalami hal itu. Nah, pada upacara hari senin ini, pak guru akan memebrikan amanat tentang bangkit dari jatuh untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Anak-anak, jatuh adalah sesuatu yang menyakitkan, terpuruk adalah keadaan yang tidak kita sukai, dan kegagalan merupakan peristiwa menyedihkan yang kita semua tidak ingin mengalaminya.
Tapi tahukah kalian, bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami itu semua, setiap kita pasti akan merasakannya, dan semua pasti pernah dan akan mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya.
Ada tiga sikap orang dalam menghadapi masa-masa sulit seperti ini. Pertama orang yang mengalah pada keadaan dan menyerah, kedua orang yang hanya diam, tidak berbuat lebih untuk bangkit, menyerahkan jalannya hidup pada nasib dan hanya berpangku tangan. Dan yang ketiga adalah orang yang gigih, berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari persoalan yang dihadapi, dan dengan penuh keyakinan ia melangkah menuju kemenangan walaupun halangan dan rintangan tidak mudah ia hadapi.
Dari ketiga sikap ini, mana sikap terbaik? Tentunya kita akan menjawab adalah sikap yang ke tiga. Ya tidak? Yaitu sikap gigih dan pantang menyerah.
Persoaln berikutnya adalah, berbuat itu tidak semudah bicara, praktek tidak semudah teori, dan mengalami tidak semudah berangan-angan. benar tidak?
Anak-anak, memang benar, praktek tidak semudah teori. Tapi ini adalah merupakan bagian dari tantangan yang harus dihadapi. keyakinan dalam diri untuk mewujudkan teori adalah awal langkah yang harus kalian lakukan sebelum kalian memulai mewujudkan teori itu sendiri. Kalian percaya bahwa praktek tidak semudah teori, itu artinya kalian harus berusaha terlibih dahulu meyakinkan diri sendiri bahwa kalian bisa mewujudkan teori. Kalian harus yakin terlbih dahulu bahwa sesulit apapun praktek, asalkan kalian punya tekad dan semangat untuk bangkit, itu pasti bisa kalian capai walaupun itu berat.
Ingat, sesungguhnya nasib kalian tidak akan berubah hingga kalian sendiri yang merubah. Itu artinya, keberhasilan kita sangat tergantung bagaimana usaha yang kita lakukan. Jika saat ini kalian punya cita-cita untuk berhasil, maka usaha itu harus dimulai dari sekarang. Lihatlah, orang-orang yang saat ini hidupnya telah menyacapai kesuksesan, adalah diawali dari usahanya yang sejak lama mereka lakukan, yang sejak lama mereka tekuni, yakni sejak saat mereka menyadari bahwa usaha yang mereka lakukan akan membawa hasil dan kesuksesan.
Sebaliknya, orang yang hidupnya hanya biasa-biasa saja dan cenderung tidak berhasil adalah karena semasa sekolah, semasa ia mencari ilmu, semasa muda nya karena mereka tidak mau belajar dengan sungguh-sungguh, tidak mau berusaha dengan gigih, dan tidak mau berjuang dengan semangat pantang menyerah.
Anak-anak yang pak guru banggakan.
Pengetahuan tentang bagaimana menjadi orang sukses telah kalian dapatkan, langkah apa yang harus kalian tempuh untuk menjadi sukses telah kalian dengarkan, sekarang, keputusan ada ditangan kalian, saat ini, kesempatan masih terbuka lebar, saat ini adalah saat yang tepat untuk kalian meyakinkan langkah, mengawali perjuangan, menyakinkan diri bahwa usaha, kebaikan, kerja keras semangat, dan pantang menyerah harus kalian lakukan.
Untuk itu, sekali lagi pak guru sampaikan, ayok mulai menatap masa depan, yang masih malas dan belum sungguh-sungguh dalam belajar dan berusaha, mulai saat ini tingkatkan usaha dan kerja keras kalian untuk mencapai kesuksesan.
Yakinlah bahwa Allah SWT pasti akan menuntun, menunjukan jalan, memberi kita kesempatan untuk meraih kesuksesan. Ingat, keberhasilan kalian, kesuksesan kalian, dan kemampuan kalian untuk mewujudkan cita-cita dan keberhasilan di masa depan, adalah harapan terbesar bagi bapak ibu guru kalian. Pak guru tunggu kabar kalian setelah kalian lulus, lima, sepuluh, lima belas tahun kedepan kalian telah menjadi orang-orang yang sukses dibidangnya masing masing.
Anak-anak, demikian yang bisa pak guru sampaikan, sekali lagi pak guru berpesan, walaupun kalian pernah mengalami sakitnya jatuh, walaupun kalian pernah merasakan terpuruk dalam masa yang kelam, walaupun tantangan yang kalian hadapi mungkin lebih berat, tetapi percayalah, jika kalian mau, kalian pasti bisa melewati tantangan yang ada dan meraih kesuksesan dan kejayaan di masa depan. Semoga Allah SWAT senantiasa memebrsamai dan meridhai langkah kalian dalam mencari ilmu dan mewujudkan impian. Aamiin.
Demikian, kurang lebihnya mohon maaf pak guru akhiri
Wallahul muwafiq ilaa aqwamiththoriq wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Posting Komentar untuk "Amanat Pembina Upacara Hari Senin, Menyikapi Kegagalan"
Posting Komentar